"Kadang suka ada aja yang ledekin pas lagi jualan, tapi gak apa-apa biarin aja. Kita sabar aja, kan ada Allah yang lihat hamba-hambanya," ungkap Wawan.

 

Tangan kirinya melengkung dan tertekuk ke belakang. Ia kerap kali mendapatkan penghinaan dan perundungan karena kondisinya fisiknya yang terlahir tak sempurna.

Namun, itu semua tidak menjadi alasan baginya untuk terus bersedih dan meratapi keadaan. Wawan tetap berusaha dan berjuang semampu yang ia bisa. Demi menyambung hidupnya dan keluarga, ia membuat keset dari kain perca untuk kemudian dijual. Tak hanya itu saja, ia juga beternak ayam dan bebek untuk menambah penghasilan sehari-hari.

"Waktu itu ikut pelatihan SLB (Sekolah Luar Biasa) itu banyak pilihannya, Wawan pilih pelatihan bikin keset dari kain bekas (perca). Cuma kadang penjualannya kalah sama yang buatan pabrik, soalnya yang dari pabrik lebih murah. Kalo misalnya Wawan jual 15 ribu, yang keset pabrikan harganya bisa 12 ribu atau 10 ribu kadang" ungkapnya.

Untuk membuat 1 keset, Wawan harus membutuhkan waktu sampai 2 hari lamanya. Keuntungan yang ia dapat dari setiap penjualan pun hanya berkisar 2 ribu sampai 3 ribu per-kesetnya. Namun, kini usaha keset Wawan terpaksa gulung tikar karena kehabisan modal. Bahkan, ia terpaksa menjual alat membuat kesetnya untuk menghidupi keluarganya.

Dibalik segala keterbatasan yang ada, ia memiliki mimpi membawa sang Ibu tercinta pergi ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji.

“Kalau ada rezeki pengen banget bawa Ibu naik haji. Aamiin doa’in aja semoga terwujud” ucapnya penuh harap.

Melihat kondisi Wawan saat ini, rasanya mustahil ia bisa mewujudkan mimpinya karena untuk makan saja sudah susah. Sahabat, kita bisa bantu Wawan dengan memberikan bantuan modal usaha agar ia bisa memenuhi nafkah keluarga dengan cara: