Pesantren Baiti Jannati sudah berdiri sejak tahun 2018, sejak awal hanya pengajian sore untuk anak-anak yang berada di kontrakan yang berada di perum Cikundul Recidence.  

Sejak tahun 2019di bulan Februari tanggal 19, pesantren muali diadakan, dengan pesantren mukim yanga walnya hanya beberapa orang menjadi banyak sampai saat ini yang berada di Kp. Rawagede Rt 03/05 kel. Cikundul Kec. Lembursitu Kota sukabumi Jawa Barat, dengan luas wilayah 3000 M2. Tanah yang digunakan oleh pesantren ini adalah hak guna bangun oleh pemiliknya, sebanyak 231 anak berada di sana yang semua berasal dari keluarga yang tidak mampu.  

Sebagian anak yatim, anak –anak terlantar yang di tinggalkan keluarganya di pesantren tersebut dan duafa. Sebagian santri berusia dating ke pesantren mulai dari usia 5 tahun sudah ditinggalkan di pesantren ini oleh keluarganya,hingga kini berusia 16 tahun semua berada di pesantren ini.  

Pesantren ini tumbuh membangun ruangan demi ruangan dengan dana terbatas pendiri pesantren ini bernama UstadzAhmad Faidlurohman atau biasa di sebut ustaz Faiz dan di panggil Ayah oleh para santri.  

Sejak awal pesantren ini didirikan Ustaz Faiz mengiginkan pesantren ini gratis untuk mereka yang membutuhkan, dengan segala keterbatsan yang ada Ustadz Faiz tetap menerima santri-santri yang di titipkan ini karena tidak kuasa menolak, banyak dari santri ini bahkan tidak pernah pulang, tidak pernah ada yang menjemput, bahkan tidak tau lagi dimana keluarganya.  

Beban operasional sekolah ini pun membengkak namun pesantren ini terus berjuang memenuhi kebutuhannya dengan mengenbangkan usaha tempe, sambal dan unit usaha kopotren , namun hanya menutupi kebutuhan 30% untuk opersional pesantren.  

Namun pesantren walaupun kesulitan tetap selalu berbagi dengan lingkungan sekitar membagikan beras dan sayuran di sebut sembako senyap yang di bagikan untuk mereka yang tidak mampu.  

Selain itu juga pesantren ini mengadakan pasar umat, sayuran yang di bagikan untuk masyarakat secara gratis, dan inilah yang membuat pesantren ini sangat dikenal oleh warga sekitar, serta programnya dikenal oleh pemerintah daerah, sampai provinsi.  

Namun tetapsaja untuk memenuhi ketuhan sehari-hari pesantren ini sering merasa kekurangan dan Ustaz Faidz beserta istri seringkali menggorbankan keinginan pribadi agar dapat memenuhi kebutuhan para santri.